IJSP Program: A month in Kanazawa, Japan

Thursday, February 4, 2016

Hai semuanya~
Pada bulan November lalu aku ikut salah satu program yang dijembatani oleh Binus University yaitu Ishikawa Japanese Studies Program selama satu bulan bersama 9 orang lainnya. Sesuai dengan nama program ini, kita bersepuluh belajar di Ishikawa, tepatnya di Kanazawa, Jepang. Awalnya sempet nervous karena bahasa Jepangku maa-maa (biasa aja), dan aku agak sangat khawatir untuk berkomunikasi dengan orang tua homestayku.



Tapi!
Ternyata aku disambut dengan amat sangat ramah oleh kedua orang tua homestayku. Bahkan diawal hari aku datang sampai dibuatkan 'spanduk'(?) dan pesta sukiyaki.

Me and Uedan okaa-san
Pose!
Pesta Sukiyaki bersama keluarga mertua dari menantu dan cucunya (ada 3)
Disana aku belajar banyak hal tentang 'sebenarnya Jepang itu negara yang seperti apa?'. Aku harus mengakui kalau Jepang itu awarnessnya tinggi. Why? Tiap liat berita pasti ada aja yang ngebahas soal tanda-tanda penyakit dengan contoh kasus nyata. Wow. Tapi otousan kurang suka, katanya "Ini mah nakut-nakutin orang aja, gausah ditonton *ketawa*" begitu.. Lalu okaasan juga ternyata adalah volunteer untuk ngejagain anak-anak SD yang mau berangkat naik bis ke sekolah dan guru les! Bukan cuma itu, okaasan juga ibu RT di kawasan tempatku tinggal. Okaasan sugoi, engga ada istirahatnya :") Disitu kadang saya merasa shinpai..

Hal lain yang kutemukan tentang Jepang adalah... tingkat kriminalitasnya cukup tinggi. Kaget? Sama. Selama ini banyak yang bilang "Jepang negara aman, kriminalitasnya sedikit." Nope. Sama aja seperti negara lain, ada pembunuhan, ada penculikan, ada pelecehan. Kurang lebih selama 1 minggu bisa ada 2-3 kejadian yang masuk berita. Yang paling kuingat adalah berita tentang siswi SMA yang hilang dan ketemunya ngambang di kali jauh dari tempat dia tinggal. Juga ada berita hilangnya anak SD secara misterius karena seharusnya dia pulang seperti biasa, di kamera pengawas juga kelihatan dia pulang ke arah rumahnya. Tapi ternyata engga sampai-sampai. Merinding liatnya di berita :"

Jepang juga negara humoris, contohnya waktu ada perekrutan militer kalau ga salah, yang ngerekrut itu naik tank, teriak-teriak kata-kata motivasi lewat toa, muter-muter jalan utama, bendera Jepang bergantungan dan... diputar theme song Evangelion... GAGAL PAHAM. 

Dan Jepang itu negara yang amat sangat minim tempat sampah, tapi sampahnya gaada yang berserakan dijalanan. Aneh. Sekalinya ketemu sampah di 'got dengan air bening' itu cuma sampah plastik, tisu dan daun. Rasanya tangan agak gatel buat masukin bungkus indomie ke got itu. 

Oke, aku lupa. Otousan dan okaasan hostfamilyku dan hostfamily mba Nis itu teman lama! Jadi ada kalanya kita main bareng, seperti waktu malam natal kita dinner bareng dan kedua otousan itu yopparai bareng hahhaha!! Aduh, ada joke yang engga bisa kulupain, tapi biarlah buat orang-orang yang ada di foto ini aja yang tahu. Kalau diumbar... nanti semua orang bisa tahu kalau ketika 2 lelaki yopparai inside jokenya bisa 'bahaya'.

Ki-ka: Otousan-Okaasan mba Nis, Otousan-Okaasanku, aku, 2 waitress di fine dining~
Makan di AEON
Ke Onsen~
Menggila di Ski-jo / Arena bermain ski di gunung Hakusan
Gyoza party!
/karena sempat salah makan Gyoza di kombini yang dipikir daging sapi ternyata daging B2/
Terakhir, aku juga berkesempatan memakai kimono untuk pernikahan yang harganya bisa untuk DP rumah! Aku lupa namanya, Furisode? Outernya apa ya namanya? Lupa._. Aku juga diajari cara make kimono sampai cara ngelipat dan cara penyimpanannya. Jujur aja sekarang udah agak-agak lupa, tapi kalau ngeliat tutorial pasti inget lagi kok. Hehehe. Kapan lagi bisa belajar langsung sama guru yang punya sertifikat guru kimono? (Baca: Okaasan). Yep. Okaasanku memang serba bisa <3


Dan sepertinya post ini sama sekali engga membahas tentang program IJSP yang kuikuti, tapi membahas betapa gila dan serunya ikut homestay dan berbicara bahasa Jepang setiap hari.

Ya, kenapa aku perjelas 'berbicara bahasa Jepang setiap hari'? Karena ada beberapa kerabat yang nanya hal aneh yang sebenarnya masuk akal kalau dipikir tapi pada engga mikir dan lebih baik tanya langsung: "Kamu disana sehari-hari ngomong pakai bahasa apa? Jepang?" 

Iya tante, om, pakde, bude, mba, mas, aku disana setiap hari ngomong pakai bahasa Jepang. Kalau mentok engga tahu Jepangnya ya Inggris, kalau gatau juga ada bahasa tubuh dan bahasa kalbu. 

Sepertinya sampai disini dulu post kali ini. Aku masih mencari dimana foto-foto ketika ikut kelas-kelas budaya, Noto trip dan foto upacara kelulusan. Bye~




shockingbanana,
xxx

6 comments:

  1. Eh ada gue #heh
    Duuh si tante saya masih dendam tapi senang(?)
    Asyik sekali lah hontouni tanoshikatta. Ntar kita bareng2 yok ke sana lagi kumpul2 ama mereka dan yopparai bareng lagi #nggak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duuh masih punya dendam doi wkwkwk
      Ayoo kapan-kapan kesana lagi <3 Awas ntar trauma lu ngajakin yopparai bareng HAHHAHAHA

      Delete
  2. Ciyye pake furisode penganten~~♡♡ cakep~~♡♡♡

    ReplyDelete
  3. aaaahhhhh waaaaah keluarganya ramai sekali~
    duuh enaknya yang bisa bermain salju xD
    ayo lah kita nanti jalan-jalan bareng lagi ke Jepang terus menggila bareng lagi xD

    ^Nisa bilang mau yopparai..pake greensands #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat ramaaai~~
      Ayolah nanti ke Jepang lagi <3
      Mba Nis kita jejelin Asahi Beer aja /yang non aco/ WKWKW

      Delete

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS